METROTODAY, JAKARTA – Remaja seringkali merasa stres karena berbagai hal, mulai dari tekanan pertemanan, tuntutan belajar di sekolah, hingga dinamika di dalam keluarga. Nah, sebagai orang tua, bagaimana sih cara yang tepat untuk mendampingi mereka?
Psikolog Anak dan Keluarga sekaligus Head of School Sekolah Cikal, Tari Sandjojo, M.Psi, Psikolog, punya jawabannya. Menurutnya, kunci utama adalah menjadi pendengar yang hangat, tidak menghakimi, dan tidak meremehkan perasaan remaja. Orang tua juga perlu lebih terbuka dan hadir secara emosional untuk membantu remaja mengatasi stres.
Nah, berikut ini 3 tips dari Psikolog Tari yang bisa orang tua terapkan:
Mulai dengan Dialog: Bertanya dan Mendengar
Langkah pertama yang paling penting adalah membuka ruang dialog dengan remaja. Tanyakan apa yang mereka rasakan dan butuhkan, tanpa merasa bahwa kita sebagai orang tua sudah tahu segalanya.
“Percayalah, setiap anak tahu apa yang mereka rasakan dan butuhkan. Jadi, tanyakan dulu pada mereka, dengarkan dengan baik, dan jangan langsung berasumsi,” ujar Tari.
Dengan bertanya dan mendengar, orang tua bisa memahami situasi yang sedang dihadapi remaja. Ini juga membantu remaja merasa dihargai dan didukung.
Tingkatkan Kepekaan Terhadap Situasi Remaja
Setelah membuka dialog, orang tua perlu lebih peka terhadap jawaban dan perilaku remaja. Misalnya, tanyakan apakah mereka membutuhkan bantuan dari orang tua atau guru.
“Setelah mereka menjawab, baru tanyakan lagi, ‘Perlu bantuan kami nggak? Perlu bantuan guru nggak?’ Percayalah, jawaban mereka akan memberi gambaran tentang situasi yang sedang mereka alami,” jelas Tari.
Dengan begitu, orang tua bisa lebih memahami apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh remaja.
Tawarkan Bantuan dan Pendampingan
Jika remaja masih kesulitan mengatasi stresnya, orang tua bisa menawarkan bantuan dan pendampingan. Tapi ingat, pastikan untuk menanyakan dulu kepada remaja apakah mereka memang membutuhkannya.
“Kalau mereka bilang butuh bantuan, coba berikan. Setelah itu, evaluasi lagi apakah bantuan itu efektif atau tidak. Jika belum berhasil, tanyakan lagi, ‘Apa lagi yang bisa kami bantu?’” saran Tari.
Pendampingan ini harus dilakukan dengan penuh kesabaran dan tanpa memaksa, agar remaja merasa nyaman dan tidak terbebani.
Pendampingan Harus Bertahap, Jangan Langsung Dipaksa!
Menurut Tari, mendampingi remaja yang sedang stres tidak bisa dilakukan secara instan. Prosesnya harus bertahap dan penuh kesabaran. Tujuannya adalah agar remaja bisa membangun kepercayaan diri untuk mengatasi masalahnya sendiri.
Selain itu, orang tua juga perlu lebih jeli melihat tanda-tanda perubahan perilaku pada remaja. Misalnya, perubahan pola makan, tidur, atau sikap mereka sehari-hari.
“Tidak semua remaja menunjukkan tanda stres yang jelas, seperti murung atau menolak sekolah. Kadang, tanda-tandanya justru terlihat dari hal kecil, seperti pola makan atau tidur yang berubah. Itu yang perlu diperhatikan orang tua,” tambah Tari.
Intinya: Jadi Pendengar yang Hangat dan Sabar
Mendampingi remaja yang sedang stres memang butuh kesabaran dan kepekaan. Orang tua perlu hadir sebagai pendengar yang hangat, tidak menghakimi, dan siap memberikan dukungan sesuai kebutuhan remaja. Dengan begitu, remaja akan merasa lebih aman dan percaya diri untuk menghadapi tantangan hidup mereka.