METROTODAY, SURABAYA – Tokoh lintas agama di Surabaya mengikuti upacara keagamaan Misa Requiem untuk mengantar kepergian pemimpin Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus.
Misa yang berlangsung di Gereja Hati Kudus Yesus Katedral Surabaya itu berlangsung khidmat, Selasa (22/4) malam.
Mewakili tokoh lintas agama di Surabaya, Rita Wahyu Wulandari menyatakan turut kehilangan, sehingga merasa perlu memberi penghormatan untuk yang terakhir kalinya bagi pemimpin Gereja Katolik yang ke- 266 ini.
Dosen Filsafat Ibrani di Israel Bible Center itu mengenang Paus Fransiskus sebagai sosok pemimpin dan rohaniawan yang merangkul seluruh umat beragama.
“Paus Fransiskus telah mewujudkan semangat konsili Vatikan yang kedua sehingga umat Kristen menjadi satu. Ini kesatuan yang dirindukan setelah kekristenan terpecah begitu banyak,” katanya di sela-sela mengikuti Misa Requiem di Gereja Hati Kudus Yesus Katedral Surabaya.
Rita menambahkan kepemimpinan Paus Fransiskus sangat merangkul baik dengan sesama Kristen dengan berbagai denominasi maupun dari kalangan agama yang berbeda.
Uskup Surabaya Agustinus Tri Budi Utomo mengapresiasi kehadiran sejumlah tokoh lintas agama yang mengikuti Misa Requiem untuk penghormatan terakhir bagi Paus Fransiskus.
“Kehadiran teman-teman tokoh lintas agama ini meneguhkan bahwa seorang tokoh agama itu bukan hanya tokoh bagi agamanya sendiri. Dia adalah tokoh agama yang berarti menjadi Bapak bagi semua orang. Jadi dia adalah milik semua orang,” ujarnya.
Paus Fransiskus meninggal dunia di usia 88 tahun pada Senin, 21 April 2025, setelah sempat menjalani perawatan selama 38 hari di Rumah Sakit Gemelli, Roma, Italia, akibat penyakit bronkitis, yang kemudian dinyatakan mengidap pneumonia bilateral.
Uskup Agustinus menilai kepemimpinan Paus Fransiskus yang merangkul seluruh umat dapat diadopsi oleh rohaniawan dari berbagai agama lainnya.
“Persaudaraan antar umat beragama yang telah ditanamkan oleh Paus Fransiskus harus terus ditularkan,” tuturnya. (*)