30 C
Surabaya
28 April 2025, 18:02 PM WIB

Profil Bupati Sidoarjo Subandi, Bupati Terkaya di Jawa Timur yang Penyayang Rakyat

Kabupaten Sidoarjo resmi dipimpin Bupati Subandi. Dikenal sebagai Bupati Terkaya di Jawa Timur (Rp 80 miliar lebih), Subandi adalah figur pemimpin yang sangat perhatian kepada masyarakat. Gemar berbagi kebahagiaan.

Orang mengenal sosok Subandi sebagai mantan Kepala Desa Pabean, Kecamatan Sedati. Lelaki kelahiran Kediri, 23 Oktober 1972, tersebut juga pernah menjadi ketua Komisi A DPRD Sidoarjo. Dia peraih suara terbanyak dalam Pemilu Legislatif 2019.

Subandi juga menjabat Wakil Bupati Sidoarjo sejak 2021 hingga 2024. Kemudian menjadi Plt Bupati Sidoarjo 2024—2025. Sampai dilantik sebagai Bupati Sidoarjo Terpilih Periode 2025-2030 bersama Wakil Bupati Mimik Idayana.

Bupati Sidoarjo Subandi dan Wakil Bupati Sidoarjo Mimik Idayana setelah pelantikan di Istana Negara Jakarta pada 20 Februari 2025. (Foto: Kominfo Sidoarjo)

Semua posisi pemerintahan tersebut dicapainya dengan tidak mudah. Subandi terlahir sebagai pekerja keras. Bapak dua anak itu menghabiskan masa kanak-kanaknya di Desa Pabean, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo. Lulus dari SDN Jati di Tarokan, Kediri, Subandi kecil pindah ke SMP Wachid Hasyim 9 Sedati, Sidoarjo.

Sejak SMP hingga SMA, Subandi membantu bisnis sang kakak. Usaha pemotongan dan penjualan ayam. Dia cekatan dan gesit. Terbiasa bangun pagi-pagi sejak masih kanak-kanak, remaja, hingga saat ini. Membantu bisnis keluarganya.

Subandi rajin, tekun, dan sungguh-sungguh dalam mencari rezeki. Kejujuran dan kecerdasannya terasah. Pribadinya tangguh. Usaha pemotongan ayam yang semula sekitar 3 kuintal per hari menjadi 3 ton per hari. Sepuluh kali lipat.

Bagi Subandi, kendala, kesulitan, dan tantangan bisa dihadapi dan diselesaikan. Dia tidak pernah mundur. Subandi tumbuh menjadi anak muda yang ulet dan gagah. Juga sukses. Cara hidup yang tidak mudah membuatnya menjadi lelaki yang kuat. Otot-otot tubuhnya terbentuk.

Prinsipnya adalah gigih. Tidak mudah putus asa. Mau belajar dan bersaing dengan baik. Tidak memiliki jiwa pengkhianat kepada siapa pun. Karena itu, berada di mana-mana, Subandi dipercaya menjadi pemimpin.

Lulus SMP Wachid Hasyim 9 Sedati, Subandi muda melanjutkan sekolah ke SMA Widya Dharma Surabaya. Dia bergaul layaknya remaja pada umumnya. Hobinya balapan motor. Bahasa anak sekarang herex. Tentu saja dia punya modal cukup dari usaha pemotongan ayam.

Di Desa Pabean, Kecamatan Sedati, Subandi terkenal sebagai anak muda yang berduit. Wajahnya tampan. Masih muda, gagah, dan sukses membuat sosok Subandi menjadi sangat dikenal. Lebih-lebih pembawaannya santun. Suka menolong teman. Mudah berkawan dengan siapa saja.

Bupati Sidoarjo Subandi saat memberikan bantuan kepada warga Desa Sambungrejo, Kecamatan Sukodono, beberapa waktu lalu. (Foto: Dokumen)

Dia benar-benar menjadi rebutan banyak orang untuk dijadikan menantu. Hatinya jatuh kepada seorang perempuan anggun. Namannya Sriatun. Tetangga sendiri di Desa Pabean, Sedati.

Subandi menutup lembaram masa lajangnya pada tahun 2000. Keluarganya tetap tinggal di Desa Pabean. Suatu saat warga meminta Subandi menjadi wakil ketua RW. Jiwa sosialnya sangat terkenal. Setiap ada tetangga yang mengalami kesulitan, mereka tidak segan datang minta bantuan.

Pada 2008, Subandi terpilih menjadi Kepala Desa Pabean, Sedati. Dia juga berkuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya. Tetap sambil bekerja. Semua proses dilalui dengan tidak mudah. Lulus kuliah S-1 di Universitas Kartini Surabaya, Subandi membiayai sang istri untuk kuliah di fakultas kedokteran. Sampai Sriatun lulus menjadi dokter.

Subandi dikenal punya banyak teman dari berbagai kalangan. Dia setia kawan. Konsisten. Subandi punya prinsip yang patut menjadi renungan anak-anak muda.

”Banyak-banyaklah bergaul dengan orang yang berhasil. Insya Allah, Anda semua juga akan berhasil. Circle pergaulanmu akan menentukan kualitas dirimu.”

”Selagi masih muda giat-giatlah bekerja. Ulet menghadapi persaingan. Kehidupan yang tidak diperjuangkan tidak akan pernah dimenangkan.”

Dari usaha pemotongan dan penjualan ayam, Subandi merambah ke usaha pengurukan tanah dan akhirnya membuka perusahaan properti. Bisa dipercaya saat bekerja sama. Begitulah gayanya dalam berbisnis. Usaha properti ini menurun kepada putranya, M. Rafi Wibisono.

Bupati Sidoarjo Subandi membantu warga kurang mampu di Terungwetan, Krian, untuk merehab rumahnya agar layak huni. (Foto: Kominfo Sidoarjo)

Di berbagai kalangan, keluarga Subandi punya jiwa yang sama. Apa itu? Senang berbagi, menolong sesama, dan perhatian kepada orang yang tidak punya. Subandi-Sriatun serta kedua anak mereka, Rafi dan Jihan, menemukan kebahagiaan dengan suka berbagi.

Hidup untuk menolong sesama. Sejak masih menjadi pengurus RW, kepala desa, anggota DPRD, wakil bupati, Plt bupati, Subandi melakoni kebiasaannya membantu warga yang kurang mampu.

Kegiatan inspeksi rumah tidak layak huni maupun santunan kepada janda dan warga miskin selalu mewarnai hari-harinya sebagai pejabat di Pemkab Sidoarjo. Tercatat dia menjadi Ketua Penasihat Pengurus Yayasan Penddikan Khoirul Huda dan Pembina Penanggung Jawab Yatim Piatu dan Dhuafa Al Jawahir di Sedati.

Bupati Sidoarjo Subandi memberikan santunan untuk anak-anak yatim di Pendopo Delta Wibawa Sidoarjo. (Foto: Kominfo Sidoarjo)

Subandi berusaha memastikan tidak ada anak yatim yang tidak bisa sekolah di desanya. Tidak ada janda yang hidup kekurangan. Para janda disantuni tanpa harus meminta. Menyantuni anak-anak yatim itu tidak pernah putus dilakukan hingga sekarang.

Kepemimpinan Subandi sebagai Bupati Sidoarjo bakal memperluas ladang amalnya kepada masyarakat Kabupaten Sidoarjo.  Anak-anak yatim piatu disiapi beasiswa. Kehidupan para janda dijamin dengan jaminan sosial.

Bagi Subandi, Membantu anak yatim dan ibu mereka, para janda, ternyata menghadirkan keajaiban kehidupan bagi keluarga Subandi. Doa mereka mustajabah.

”Saat saya mengalami kesulitan, doa anak-anak yatim itu luar biasa. Selalu ada jalan keluar yang diberikan oleh Allah SWT,” ungkap Subandi. (*)

 

Kabupaten Sidoarjo resmi dipimpin Bupati Subandi. Dikenal sebagai Bupati Terkaya di Jawa Timur (Rp 80 miliar lebih), Subandi adalah figur pemimpin yang sangat perhatian kepada masyarakat. Gemar berbagi kebahagiaan.

Orang mengenal sosok Subandi sebagai mantan Kepala Desa Pabean, Kecamatan Sedati. Lelaki kelahiran Kediri, 23 Oktober 1972, tersebut juga pernah menjadi ketua Komisi A DPRD Sidoarjo. Dia peraih suara terbanyak dalam Pemilu Legislatif 2019.

Subandi juga menjabat Wakil Bupati Sidoarjo sejak 2021 hingga 2024. Kemudian menjadi Plt Bupati Sidoarjo 2024—2025. Sampai dilantik sebagai Bupati Sidoarjo Terpilih Periode 2025-2030 bersama Wakil Bupati Mimik Idayana.

Bupati Sidoarjo Subandi dan Wakil Bupati Sidoarjo Mimik Idayana setelah pelantikan di Istana Negara Jakarta pada 20 Februari 2025. (Foto: Kominfo Sidoarjo)

Semua posisi pemerintahan tersebut dicapainya dengan tidak mudah. Subandi terlahir sebagai pekerja keras. Bapak dua anak itu menghabiskan masa kanak-kanaknya di Desa Pabean, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo. Lulus dari SDN Jati di Tarokan, Kediri, Subandi kecil pindah ke SMP Wachid Hasyim 9 Sedati, Sidoarjo.

Sejak SMP hingga SMA, Subandi membantu bisnis sang kakak. Usaha pemotongan dan penjualan ayam. Dia cekatan dan gesit. Terbiasa bangun pagi-pagi sejak masih kanak-kanak, remaja, hingga saat ini. Membantu bisnis keluarganya.

Subandi rajin, tekun, dan sungguh-sungguh dalam mencari rezeki. Kejujuran dan kecerdasannya terasah. Pribadinya tangguh. Usaha pemotongan ayam yang semula sekitar 3 kuintal per hari menjadi 3 ton per hari. Sepuluh kali lipat.

Bagi Subandi, kendala, kesulitan, dan tantangan bisa dihadapi dan diselesaikan. Dia tidak pernah mundur. Subandi tumbuh menjadi anak muda yang ulet dan gagah. Juga sukses. Cara hidup yang tidak mudah membuatnya menjadi lelaki yang kuat. Otot-otot tubuhnya terbentuk.

Prinsipnya adalah gigih. Tidak mudah putus asa. Mau belajar dan bersaing dengan baik. Tidak memiliki jiwa pengkhianat kepada siapa pun. Karena itu, berada di mana-mana, Subandi dipercaya menjadi pemimpin.

Lulus SMP Wachid Hasyim 9 Sedati, Subandi muda melanjutkan sekolah ke SMA Widya Dharma Surabaya. Dia bergaul layaknya remaja pada umumnya. Hobinya balapan motor. Bahasa anak sekarang herex. Tentu saja dia punya modal cukup dari usaha pemotongan ayam.

Di Desa Pabean, Kecamatan Sedati, Subandi terkenal sebagai anak muda yang berduit. Wajahnya tampan. Masih muda, gagah, dan sukses membuat sosok Subandi menjadi sangat dikenal. Lebih-lebih pembawaannya santun. Suka menolong teman. Mudah berkawan dengan siapa saja.

Bupati Sidoarjo Subandi saat memberikan bantuan kepada warga Desa Sambungrejo, Kecamatan Sukodono, beberapa waktu lalu. (Foto: Dokumen)

Dia benar-benar menjadi rebutan banyak orang untuk dijadikan menantu. Hatinya jatuh kepada seorang perempuan anggun. Namannya Sriatun. Tetangga sendiri di Desa Pabean, Sedati.

Subandi menutup lembaram masa lajangnya pada tahun 2000. Keluarganya tetap tinggal di Desa Pabean. Suatu saat warga meminta Subandi menjadi wakil ketua RW. Jiwa sosialnya sangat terkenal. Setiap ada tetangga yang mengalami kesulitan, mereka tidak segan datang minta bantuan.

Pada 2008, Subandi terpilih menjadi Kepala Desa Pabean, Sedati. Dia juga berkuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya. Tetap sambil bekerja. Semua proses dilalui dengan tidak mudah. Lulus kuliah S-1 di Universitas Kartini Surabaya, Subandi membiayai sang istri untuk kuliah di fakultas kedokteran. Sampai Sriatun lulus menjadi dokter.

Subandi dikenal punya banyak teman dari berbagai kalangan. Dia setia kawan. Konsisten. Subandi punya prinsip yang patut menjadi renungan anak-anak muda.

”Banyak-banyaklah bergaul dengan orang yang berhasil. Insya Allah, Anda semua juga akan berhasil. Circle pergaulanmu akan menentukan kualitas dirimu.”

”Selagi masih muda giat-giatlah bekerja. Ulet menghadapi persaingan. Kehidupan yang tidak diperjuangkan tidak akan pernah dimenangkan.”

Dari usaha pemotongan dan penjualan ayam, Subandi merambah ke usaha pengurukan tanah dan akhirnya membuka perusahaan properti. Bisa dipercaya saat bekerja sama. Begitulah gayanya dalam berbisnis. Usaha properti ini menurun kepada putranya, M. Rafi Wibisono.

Bupati Sidoarjo Subandi membantu warga kurang mampu di Terungwetan, Krian, untuk merehab rumahnya agar layak huni. (Foto: Kominfo Sidoarjo)

Di berbagai kalangan, keluarga Subandi punya jiwa yang sama. Apa itu? Senang berbagi, menolong sesama, dan perhatian kepada orang yang tidak punya. Subandi-Sriatun serta kedua anak mereka, Rafi dan Jihan, menemukan kebahagiaan dengan suka berbagi.

Hidup untuk menolong sesama. Sejak masih menjadi pengurus RW, kepala desa, anggota DPRD, wakil bupati, Plt bupati, Subandi melakoni kebiasaannya membantu warga yang kurang mampu.

Kegiatan inspeksi rumah tidak layak huni maupun santunan kepada janda dan warga miskin selalu mewarnai hari-harinya sebagai pejabat di Pemkab Sidoarjo. Tercatat dia menjadi Ketua Penasihat Pengurus Yayasan Penddikan Khoirul Huda dan Pembina Penanggung Jawab Yatim Piatu dan Dhuafa Al Jawahir di Sedati.

Bupati Sidoarjo Subandi memberikan santunan untuk anak-anak yatim di Pendopo Delta Wibawa Sidoarjo. (Foto: Kominfo Sidoarjo)

Subandi berusaha memastikan tidak ada anak yatim yang tidak bisa sekolah di desanya. Tidak ada janda yang hidup kekurangan. Para janda disantuni tanpa harus meminta. Menyantuni anak-anak yatim itu tidak pernah putus dilakukan hingga sekarang.

Kepemimpinan Subandi sebagai Bupati Sidoarjo bakal memperluas ladang amalnya kepada masyarakat Kabupaten Sidoarjo.  Anak-anak yatim piatu disiapi beasiswa. Kehidupan para janda dijamin dengan jaminan sosial.

Bagi Subandi, Membantu anak yatim dan ibu mereka, para janda, ternyata menghadirkan keajaiban kehidupan bagi keluarga Subandi. Doa mereka mustajabah.

”Saat saya mengalami kesulitan, doa anak-anak yatim itu luar biasa. Selalu ada jalan keluar yang diberikan oleh Allah SWT,” ungkap Subandi. (*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/