30 C
Surabaya
28 April 2025, 19:53 PM WIB

Rencana Prabowo Evakuasi Warga Gaza: Ada Syaratnya dan Tidak Permanen

METROTODAY, JAKARTA – Rencana Presiden Prabowo Subianto mengevakuasi warga Gaza ke Indonesia menuai banyak tanggapan. Umumnya menilai rencana itu bakal menguatkan okupasi Israel di Palestina.

Pernyataan Prabowo tersebut terkait dengan kesiapan Indonesia untuk berperan lebih aktif dalam mendorong penyelesaian konflik di Gaza dan kawasan Timur Tengah secara keseluruhan. Hal itu pula yang menjadi salah satu bahasan yang dibawa Prabowo dalam lawatannya ke kawasan Timur Tengah dan Turki.

”Karena sering kami dikirim utusan, ditelepon, dan sebagainya, bagaimana kesiapan Indonesia untuk membantu, mencari penyelesaian, atau membantu mendorong penyelesaian di Gaza,” tutur Prabowo dalam keterangan sebelum berangkat memulai lawatannya pada Rabu (9 April 2025).

”ini sesuatu yang rumit, yang tidak ringan, tapi komitmen Republik Indonesia dalam mendukung keselamatan rakyat Palestina, mendukung kemerdekaan Palestina, saya kira mendorong Pemerintah Indonesia untuk berperan lebih aktif,” imbuh presiden.

Dalam keterangannya, Prabowo menyatakan bahwa Indonesia siap mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza hingga mengirim tim medis. Indonesia juga siap untuk mengevakuasi dan menerima mereka yang mengalami luka-luka, mereka yang trauma, hingga anak-anak yatim piatu.

Untuk keperluan itu, Prabowo menyebut siap untuk mengirim pesawat untuk mengangkut mereka. ”Kita memperkirakan mungkin jumlahnya sekitar 1.000 untuk gelombang pertama,” kata Prabowo.

Tapi, Prabowo menggarisbawahi bahwa langkah itu akan didiskusikan terlebih dahulu. Pihaknya akan mengutus Menteri Luar Negeri untuk berdiskusi dengan Pemerintah Palestina.

”Syaratnya adalah semua pihak harus menyetujui hal ini. Kedua, mereka di sini hanya sementara sampai mereka pulih, sehat kembali. Dan, pada saat mereka pulih, sehat kembali, kondisi di Gaza sudah memungkinkan, mereka harus kembali ke daerah mereka berasal,” jelas Prabowo.

Isu itulah yang dibawa dan dikonsultasikan dengan pemimpin-pemimpin di kawasan tersebut. Prabowo menjelaskan, perkembangan geopolitik dan geoekonomi dunia dibicarakan saat bertemu dengan Presiden Uni Emirat Arab Mohammed bin Zayed, Presiden Republik Turki Recep Tayyip Erdoğan, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, hingga Raja Abdullah II dari Jordania.

”Untuk melakukan konsultasi, untuk tukar-menukar pikiran tentang perkembangan geopolitik dan geoekonomi dunia saat sekarang,” kata Prabowo.

 

Bukan Relokasi Permanen

Menteri Luar Negeri Sugiono menyatakan, selain keperluan bilateral, kunjungan Presiden Prabowo dimaksudkan untuk melakukan konsultasi mendalam terkait situasi geopolitik dan kondisi kemanusiaan di Palestina. Dia menegaskan posisi Indonesia yang mendukung perjuangan rakyat Palestina dan menolak segala bentuk relokasi paksa terhadap warga Gaza.

”Dari awal juga kami sudah menyampaikan dari Kementerian Luar Negeri bahwa Indonesia tidak setuju dengan upaya relokasi paksa warga Gaza under any pretext, dalam bentuk apapun. Semua ini dilakukan harus sukarela dan dengan persetujuan dari semua pihak yang ada di Palestina,” tegasnya dalam keterangan pada Kamis (10 April 2025).

Dalam konteks bantuan kemanusiaan, Indonesia menyatakan kesiapan untuk membantu secara aktif, termasuk kemungkinan mengevakuasi sementara korban luka-luka, anak-anak yatim piatu, dan pelajar-pelajar yang terdampak konflik ke Indonesia. Dengan catatan, hal tersebut diminta dan disetujui oleh semua pihak terkait.

Pemerintah menegaskan bahwa segala langkah kemanusiaan yang diambil tidak dimaksudkan untuk merelokasi warga Gaza secara permanen. Tetapi, sebagai bentuk konkret solidaritas dan kepedulian Indonesia terhadap rakyat Palestina.

”Kita siap jika dibutuhkan untuk menampung korban-korban luka, anak yatim, kemudian anak-anak, pelajar-pelajar untuk dirawat di Indonesia dan pada saatnya mereka juga harus kembali ke Gaza,” tandasnya. (*)

METROTODAY, JAKARTA – Rencana Presiden Prabowo Subianto mengevakuasi warga Gaza ke Indonesia menuai banyak tanggapan. Umumnya menilai rencana itu bakal menguatkan okupasi Israel di Palestina.

Pernyataan Prabowo tersebut terkait dengan kesiapan Indonesia untuk berperan lebih aktif dalam mendorong penyelesaian konflik di Gaza dan kawasan Timur Tengah secara keseluruhan. Hal itu pula yang menjadi salah satu bahasan yang dibawa Prabowo dalam lawatannya ke kawasan Timur Tengah dan Turki.

”Karena sering kami dikirim utusan, ditelepon, dan sebagainya, bagaimana kesiapan Indonesia untuk membantu, mencari penyelesaian, atau membantu mendorong penyelesaian di Gaza,” tutur Prabowo dalam keterangan sebelum berangkat memulai lawatannya pada Rabu (9 April 2025).

”ini sesuatu yang rumit, yang tidak ringan, tapi komitmen Republik Indonesia dalam mendukung keselamatan rakyat Palestina, mendukung kemerdekaan Palestina, saya kira mendorong Pemerintah Indonesia untuk berperan lebih aktif,” imbuh presiden.

Dalam keterangannya, Prabowo menyatakan bahwa Indonesia siap mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza hingga mengirim tim medis. Indonesia juga siap untuk mengevakuasi dan menerima mereka yang mengalami luka-luka, mereka yang trauma, hingga anak-anak yatim piatu.

Untuk keperluan itu, Prabowo menyebut siap untuk mengirim pesawat untuk mengangkut mereka. ”Kita memperkirakan mungkin jumlahnya sekitar 1.000 untuk gelombang pertama,” kata Prabowo.

Tapi, Prabowo menggarisbawahi bahwa langkah itu akan didiskusikan terlebih dahulu. Pihaknya akan mengutus Menteri Luar Negeri untuk berdiskusi dengan Pemerintah Palestina.

”Syaratnya adalah semua pihak harus menyetujui hal ini. Kedua, mereka di sini hanya sementara sampai mereka pulih, sehat kembali. Dan, pada saat mereka pulih, sehat kembali, kondisi di Gaza sudah memungkinkan, mereka harus kembali ke daerah mereka berasal,” jelas Prabowo.

Isu itulah yang dibawa dan dikonsultasikan dengan pemimpin-pemimpin di kawasan tersebut. Prabowo menjelaskan, perkembangan geopolitik dan geoekonomi dunia dibicarakan saat bertemu dengan Presiden Uni Emirat Arab Mohammed bin Zayed, Presiden Republik Turki Recep Tayyip Erdoğan, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, hingga Raja Abdullah II dari Jordania.

”Untuk melakukan konsultasi, untuk tukar-menukar pikiran tentang perkembangan geopolitik dan geoekonomi dunia saat sekarang,” kata Prabowo.

 

Bukan Relokasi Permanen

Menteri Luar Negeri Sugiono menyatakan, selain keperluan bilateral, kunjungan Presiden Prabowo dimaksudkan untuk melakukan konsultasi mendalam terkait situasi geopolitik dan kondisi kemanusiaan di Palestina. Dia menegaskan posisi Indonesia yang mendukung perjuangan rakyat Palestina dan menolak segala bentuk relokasi paksa terhadap warga Gaza.

”Dari awal juga kami sudah menyampaikan dari Kementerian Luar Negeri bahwa Indonesia tidak setuju dengan upaya relokasi paksa warga Gaza under any pretext, dalam bentuk apapun. Semua ini dilakukan harus sukarela dan dengan persetujuan dari semua pihak yang ada di Palestina,” tegasnya dalam keterangan pada Kamis (10 April 2025).

Dalam konteks bantuan kemanusiaan, Indonesia menyatakan kesiapan untuk membantu secara aktif, termasuk kemungkinan mengevakuasi sementara korban luka-luka, anak-anak yatim piatu, dan pelajar-pelajar yang terdampak konflik ke Indonesia. Dengan catatan, hal tersebut diminta dan disetujui oleh semua pihak terkait.

Pemerintah menegaskan bahwa segala langkah kemanusiaan yang diambil tidak dimaksudkan untuk merelokasi warga Gaza secara permanen. Tetapi, sebagai bentuk konkret solidaritas dan kepedulian Indonesia terhadap rakyat Palestina.

”Kita siap jika dibutuhkan untuk menampung korban-korban luka, anak yatim, kemudian anak-anak, pelajar-pelajar untuk dirawat di Indonesia dan pada saatnya mereka juga harus kembali ke Gaza,” tandasnya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/