30 C
Surabaya
28 April 2025, 19:52 PM WIB

APBN Februari 2025 Defisit Rp 31,2 Triliun, Penerimaan Pajak Turun

METROTODAY, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memaparkan postur APBN Februari 2025. Pada Februari 2025, realisasi APBN mengalami defisit senilai Rp 31,2 triliun atau 0,13 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Secara umum, realisasi belanja negara hingga akhir Februari 2025 mencapai Rp 348,1 triliun. Sementara itu, pendapatan negara senilai Rp 316,9 triliun. Sehingga, APBN kembali defisit.

Meski demikian, Menkeu Sri Mulyani menjelaskan, defisit tersebut masih dalam desain APBN 2025 dengan target defisit Rp 616,2 triliun atau 2,53 persen terhadap PDB. ”Defisit 0,13 persen itu masih di dalam target desain APBN sebesar 2,53 persen dari PDB,” katanya dalam keterangan pers APBNKita di Jakarta, Kamis (13/3/2025), yang juga disiarkan melalui YouTube Kementerian Keuangan.

tangkapan layar YouTube Kementerian Keuangan

Menkeu Sri Mulyani memaparkan, pendapatan negara berasal dari penerimaan perpajakan Rp 240,4 triliun atau 9,7 persen dari target tahun ini. Penerimaan itu tercatat bertambah Rp 125,22 triliun dari Januari 2025.

Penerimaan pajak tercatat sebesar Rp 187,8 triliun per Februari 2025 atau 8,6 persen  dari target. Kinerja pajak itu turun hingga 30,2 persen dari Februari 2024 dengan perolehan pajak Rp 269,02 triliun.

Sedangkan perolehan kepabeanan dan cukai Rp 52,6 triliun pada Februari 2025 atau 17,5 persen dari target. Kemudian, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp 76,4 triliun atau 14,9 persen dari target tahun ini.

Dari sisi belanja, tahun ini dalam APBN didesain senilai Rp 3.621,3 triliun dan hingga akhir Februari terealisasi senilai Rp 348,1 triliun atau 9,6 persen dari pagu. Dengan demikian, belanja sepanjang Februari senilai Rp 167,33 triliun lebih rendah dari realisasi belanja Januari senilai Rp 180,77 triliun. (*)

 

METROTODAY, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memaparkan postur APBN Februari 2025. Pada Februari 2025, realisasi APBN mengalami defisit senilai Rp 31,2 triliun atau 0,13 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Secara umum, realisasi belanja negara hingga akhir Februari 2025 mencapai Rp 348,1 triliun. Sementara itu, pendapatan negara senilai Rp 316,9 triliun. Sehingga, APBN kembali defisit.

Meski demikian, Menkeu Sri Mulyani menjelaskan, defisit tersebut masih dalam desain APBN 2025 dengan target defisit Rp 616,2 triliun atau 2,53 persen terhadap PDB. ”Defisit 0,13 persen itu masih di dalam target desain APBN sebesar 2,53 persen dari PDB,” katanya dalam keterangan pers APBNKita di Jakarta, Kamis (13/3/2025), yang juga disiarkan melalui YouTube Kementerian Keuangan.

tangkapan layar YouTube Kementerian Keuangan

Menkeu Sri Mulyani memaparkan, pendapatan negara berasal dari penerimaan perpajakan Rp 240,4 triliun atau 9,7 persen dari target tahun ini. Penerimaan itu tercatat bertambah Rp 125,22 triliun dari Januari 2025.

Penerimaan pajak tercatat sebesar Rp 187,8 triliun per Februari 2025 atau 8,6 persen  dari target. Kinerja pajak itu turun hingga 30,2 persen dari Februari 2024 dengan perolehan pajak Rp 269,02 triliun.

Sedangkan perolehan kepabeanan dan cukai Rp 52,6 triliun pada Februari 2025 atau 17,5 persen dari target. Kemudian, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp 76,4 triliun atau 14,9 persen dari target tahun ini.

Dari sisi belanja, tahun ini dalam APBN didesain senilai Rp 3.621,3 triliun dan hingga akhir Februari terealisasi senilai Rp 348,1 triliun atau 9,6 persen dari pagu. Dengan demikian, belanja sepanjang Februari senilai Rp 167,33 triliun lebih rendah dari realisasi belanja Januari senilai Rp 180,77 triliun. (*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/