30 C
Surabaya
28 April 2025, 20:16 PM WIB

5 Museum Bersejarah di Surabaya Ini Dijamin Vintage Abis dan Instagrammable

METRO TODAY-SURABAYA – Sebagai satu satunya kota di dunia berjuluk Kota Pahlawan, Surabaya memiliki banyak sekali artefak benda benda dan tempat bersejarah.

Benda dan tempat bersejarah itu umumnya dikemas dalam sebuah museum yang kini banyak ditampilkan dalam wajah kekinian dengan sentuhan teknologi yang modern, tanpa meninggalkan statusnya sebagai benda bersejarah yang vintage dan historis.

Berikut ini 5 museum unik yang Instagenik favorit pengunjung, terutama untuk mengabadikan foto yang instagramable.

1. Museum 10 November

Museum ini terletak di kompleks Monumen Tugu Pahlawan yang menjadi salah satu ikon Surabaya.

Bangunannya memiliki dua lantai dan berada di Jalan Pahlawan, Kelurahan Alun-alun Contong, Kecamatan Bubutan, Surabaya.

Sebagai satu-satunya museum di Indonesia yang didedikasikan untuk mengenang perang besar di Surabaya yang menjadi cikal bakal peringatan Hari Pahlawan pada 10 November, tempat ini menawarkan berbagai atraksi menarik.

Mulai patung perjuangan arek-arek Surabaya, diorama berbagai peristiwa bersejarah di Indonesia, foto-foto dokumenter dan rekaman suara pidato Bung Tomo dalam versi asli saat mengobarkan semangat perang melawan sekutu di medan pertempuran 10 November 1945.

Museum ini buka pada Senin-Jumat dari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB, dan Sabtu-Minggu dari pukul 07.00 hingga 16.00 WIB.

2. Museum WR. Soepratman

Terletak di area perkampungan di Jalan Mangga Nomor 21, Kecamatan Tambaksari, Surabaya, museum ini dibangun Pemkot Surabaya untuk sang pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya, WR. Soepratman.

Ini karena sang komponis wafat dan dimakamkan di Surabaya tepatnya di makam umum Rangkah di Jalan Kenjeran Surabaya.

Museum di Jalan Mangga ini awalnya adalah rumah kakak WR. Soepratman yakni Rukiyem Supratijah, yang menjadi tempat tinggal Soepratman hingga tutup usia pada tahun 1936.
Di halaman depan bangunan museum, anda dapat menemukan patung sang komponis sedang memainkan biola kesayangannya.

Soepratman yang kelahiran Jatinegara, Jakarta, bersembunyi di rumah kakak perempuannya di Tambaksari, Surabaya, karena dikejar pemerintah Belanda usai menciptakan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Museum tempat sang komponis tutup usia ini dibuka untuk umum pada Selasa hingga Minggu mulai pukul 09.00-17.00 WIB dan tutup setiap hari Senin.

3. Museum Kapal Selam

Museum ini sebenarnya merupakan sebuah kapal selam utuh bagian dari armada TNI AL bernama KRI Pasopati.

Kapal ini dibeli langsung dari industri kapal selam Uni Soviet (eks-Rusia) di Kota Vladivostok, dan resmi dimiliki oleh TNI AL pada tahun 1962.

Pengoperasian kapal selam Pasopati yang masuk dalam armada timur TNI AL berhenti pada tahun 1989. Kemudian, kapal selam ini dijadikan monumen dengan sebutan Monkasel di Jalan Pemuda, di antara sungai Kalimas dan Plaza Surabaya.

Di dalam museum ini, pengunjung akan menemukan replika kapal selam lengkap dengan berbagai ruang kontrol, kemudi, ruang anak buah kapal, periskop, kompas, torpedo dan fasilitas lain.

Selain mempelajari interior kapal selam, pengunjung juga akan mendapatkan pengetahuan tentang cara kerja kapal selam, teknologi perkapalan, serta sejarah maritim Indonesia, terutama di Surabaya.

4. Museum HOS Tjokroaminoto

Museum HOS Tjokroaminoto di Jalan Penelah Gang VII, Kecamatan Genteng, Surabaya, ini sebelumnya merupakan kediaman dari pahlawan nasional Haji Oemar Said Tjokroaminoto dan keluarganya yang dibangun pada tahun 1912.

Pendiri komunitas saudagar muslim Sarekat Islam ini dikenal sebagai seorang guru bangsa, karena rumahnya seringkali menjadi tempat belajar dan diskusi bagi para pemuda dan tokoh terkemuka nasional.

Di antaranya Soekarno, Alimin, Musso, Semaoen, Kartosuwiryo dan Soeherman Kartowisastro. Karena itu, Tjokroaminoto juga digelari Raja Jawa Tanpa Mahkota.

Pada tanggal 27 November 2017, Museum HOS Tjokroaminoto diresmikan oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, sebagai salah satu destinasi wisata bersejarah.

Tidak berbeda jauh dengan museum-museum lain di Surabaya, jam operasional Museum HOS Tjokroaminoto adalah setiap Selasa hingga Minggu, dan tutup pada Senin.
Museum ini buka dari pukul 08:00 pagi hingga pukul 15.00 sore.

5. Museum De Javasche Bank

Meskipun bukan cabang museum Bank Indonesia di Jakarta, pada tahun 2012, bangunan De Javasche Bank diakui sebagai bangunan cagar budaya yang dimiliki oleh Bank Indonesia.

Bangunan ini terletak di Jalan Garuda Nomor 1, Kelurahan Krembangan Selatan, Kecamatan Krembangan, Surabaya.

Museum De Javasche Bank buka pada Selasa hingga Minggu dari pukul 09.00 hingga 16.00 WIB dan tutup pada hari Senin.

Pengunjung dapat menemukan peralatan perbankan dari zaman Belanda seperti koleksi uang, mesin pencetak uang, dan kumpulan CCTV kuno di dalamnya.

Masuk ke De Javasche Bank ini gratis tanpa biaya dan hanya mengisi buku tamu. Selain sebagai sarana edukasi, bangunan ini juga dapat digunakan untuk keperluan komersial seperti sesi foto pre-wedding dengan izin dari Bank Indonesia (BI) Surabaya. (*)

METRO TODAY-SURABAYA – Sebagai satu satunya kota di dunia berjuluk Kota Pahlawan, Surabaya memiliki banyak sekali artefak benda benda dan tempat bersejarah.

Benda dan tempat bersejarah itu umumnya dikemas dalam sebuah museum yang kini banyak ditampilkan dalam wajah kekinian dengan sentuhan teknologi yang modern, tanpa meninggalkan statusnya sebagai benda bersejarah yang vintage dan historis.

Berikut ini 5 museum unik yang Instagenik favorit pengunjung, terutama untuk mengabadikan foto yang instagramable.

1. Museum 10 November

Museum ini terletak di kompleks Monumen Tugu Pahlawan yang menjadi salah satu ikon Surabaya.

Bangunannya memiliki dua lantai dan berada di Jalan Pahlawan, Kelurahan Alun-alun Contong, Kecamatan Bubutan, Surabaya.

Sebagai satu-satunya museum di Indonesia yang didedikasikan untuk mengenang perang besar di Surabaya yang menjadi cikal bakal peringatan Hari Pahlawan pada 10 November, tempat ini menawarkan berbagai atraksi menarik.

Mulai patung perjuangan arek-arek Surabaya, diorama berbagai peristiwa bersejarah di Indonesia, foto-foto dokumenter dan rekaman suara pidato Bung Tomo dalam versi asli saat mengobarkan semangat perang melawan sekutu di medan pertempuran 10 November 1945.

Museum ini buka pada Senin-Jumat dari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB, dan Sabtu-Minggu dari pukul 07.00 hingga 16.00 WIB.

2. Museum WR. Soepratman

Terletak di area perkampungan di Jalan Mangga Nomor 21, Kecamatan Tambaksari, Surabaya, museum ini dibangun Pemkot Surabaya untuk sang pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya, WR. Soepratman.

Ini karena sang komponis wafat dan dimakamkan di Surabaya tepatnya di makam umum Rangkah di Jalan Kenjeran Surabaya.

Museum di Jalan Mangga ini awalnya adalah rumah kakak WR. Soepratman yakni Rukiyem Supratijah, yang menjadi tempat tinggal Soepratman hingga tutup usia pada tahun 1936.
Di halaman depan bangunan museum, anda dapat menemukan patung sang komponis sedang memainkan biola kesayangannya.

Soepratman yang kelahiran Jatinegara, Jakarta, bersembunyi di rumah kakak perempuannya di Tambaksari, Surabaya, karena dikejar pemerintah Belanda usai menciptakan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Museum tempat sang komponis tutup usia ini dibuka untuk umum pada Selasa hingga Minggu mulai pukul 09.00-17.00 WIB dan tutup setiap hari Senin.

3. Museum Kapal Selam

Museum ini sebenarnya merupakan sebuah kapal selam utuh bagian dari armada TNI AL bernama KRI Pasopati.

Kapal ini dibeli langsung dari industri kapal selam Uni Soviet (eks-Rusia) di Kota Vladivostok, dan resmi dimiliki oleh TNI AL pada tahun 1962.

Pengoperasian kapal selam Pasopati yang masuk dalam armada timur TNI AL berhenti pada tahun 1989. Kemudian, kapal selam ini dijadikan monumen dengan sebutan Monkasel di Jalan Pemuda, di antara sungai Kalimas dan Plaza Surabaya.

Di dalam museum ini, pengunjung akan menemukan replika kapal selam lengkap dengan berbagai ruang kontrol, kemudi, ruang anak buah kapal, periskop, kompas, torpedo dan fasilitas lain.

Selain mempelajari interior kapal selam, pengunjung juga akan mendapatkan pengetahuan tentang cara kerja kapal selam, teknologi perkapalan, serta sejarah maritim Indonesia, terutama di Surabaya.

4. Museum HOS Tjokroaminoto

Museum HOS Tjokroaminoto di Jalan Penelah Gang VII, Kecamatan Genteng, Surabaya, ini sebelumnya merupakan kediaman dari pahlawan nasional Haji Oemar Said Tjokroaminoto dan keluarganya yang dibangun pada tahun 1912.

Pendiri komunitas saudagar muslim Sarekat Islam ini dikenal sebagai seorang guru bangsa, karena rumahnya seringkali menjadi tempat belajar dan diskusi bagi para pemuda dan tokoh terkemuka nasional.

Di antaranya Soekarno, Alimin, Musso, Semaoen, Kartosuwiryo dan Soeherman Kartowisastro. Karena itu, Tjokroaminoto juga digelari Raja Jawa Tanpa Mahkota.

Pada tanggal 27 November 2017, Museum HOS Tjokroaminoto diresmikan oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, sebagai salah satu destinasi wisata bersejarah.

Tidak berbeda jauh dengan museum-museum lain di Surabaya, jam operasional Museum HOS Tjokroaminoto adalah setiap Selasa hingga Minggu, dan tutup pada Senin.
Museum ini buka dari pukul 08:00 pagi hingga pukul 15.00 sore.

5. Museum De Javasche Bank

Meskipun bukan cabang museum Bank Indonesia di Jakarta, pada tahun 2012, bangunan De Javasche Bank diakui sebagai bangunan cagar budaya yang dimiliki oleh Bank Indonesia.

Bangunan ini terletak di Jalan Garuda Nomor 1, Kelurahan Krembangan Selatan, Kecamatan Krembangan, Surabaya.

Museum De Javasche Bank buka pada Selasa hingga Minggu dari pukul 09.00 hingga 16.00 WIB dan tutup pada hari Senin.

Pengunjung dapat menemukan peralatan perbankan dari zaman Belanda seperti koleksi uang, mesin pencetak uang, dan kumpulan CCTV kuno di dalamnya.

Masuk ke De Javasche Bank ini gratis tanpa biaya dan hanya mengisi buku tamu. Selain sebagai sarana edukasi, bangunan ini juga dapat digunakan untuk keperluan komersial seperti sesi foto pre-wedding dengan izin dari Bank Indonesia (BI) Surabaya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/