32.8 C
Surabaya
28 April 2025, 17:57 PM WIB

Umat Katolik Sedunia Berduka: Paus Fransiskus Tutup Usia di Usia 88 Tahun

METROTODAY, ROMA – Dunia berduka. Vatikan mengumumkan kabar duka bahwa Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik pertama yang berasal dari Amerika Latin, telah meninggal dunia pada usia 88 tahun.

“Pada pukul 07.35 waktu setempat (05.35 GMT), Uskup Roma, Fransiskus, telah kembali ke rumah Bapa yang kekal,” ujar Kardinal Kevin Farrell dalam pernyataan resmi yang disampaikan melalui saluran Telegram Vatikan.

Kepergian Paus Fransiskus datang tak lama setelah ia terlihat di Alun-Alun Santo Petrus pada Minggu Paskah, menyapa ribuan umat dengan penuh semangat. Kesehatannya sempat memburuk dalam beberapa bulan terakhir—baru sebulan lalu, ia keluar dari rumah sakit setelah dirawat lima minggu akibat infeksi paru-paru yang serius.

Dari Buenos Aires ke Takhta Suci: Kisah Hidup Sang Paus yang Rendah Hati

Jorge Mario Bergoglio—nama kecil Paus Fransiskus—lahir di Buenos Aires, Argentina, pada 17 Desember 1936. Sebagai anak tertua dari lima bersaudara, ia mewarisi keteguhan hati dari orang tuanya, yang hijrah dari Italia untuk menghindari kekejaman rezim fasis Mussolini.

Masa Kecil dan Tantangan Kesehatan

Bergoglio kecil tumbuh dengan semangat khas Argentina: mencintai tarian tango dan sepak bola. Ia adalah pendukung fanatik klub San Lorenzo. Namun, hidupnya tidak selalu mudah. Di usia muda, ia nyaris tewas akibat pneumonia berat yang memaksanya menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-paru. Kondisi ini membuatnya rentan sakit seumur hidup. Di usia senja, ia juga sering mengeluh sakit lutut yang ia sebut sebagai “ujian fisik”.

Dari Penjaga Klub Malam hingga Imam Yesuit

Sebelum menjalani panggilan spiritualnya, Bergoglio bekerja serabutan—mulai dari penjaga klub malam, tukang sapu, hingga ahli kimia. Di sebuah pabrik, ia bertemu Esther Ballestrino, seorang pejuang hak asasi yang melawan kediktatoran militer Argentina. Tragisnya, Esther kemudian diculik dan dibunuh oleh rezim—sebuah pengalaman yang mendalam bagi Bergoglio.

Panggilan Suci dan Karier Gerejawi

Ia akhirnya memutuskan menjadi imam Yesuit, mempelajari filsafat, dan mengajar sastra serta psikologi. Setelah ditahbiskan, kariernya melesat cepat. Pada 1973, ia diangkat sebagai pemimpin Yesuit Argentina, mengawali perjalanannya sebagai pemimpin spiritual yang berpengaruh.

Paus Fransiskus meninggalkan warisan kerendahan hati, keberpihakan pada kaum marginal, dan semangat reformasi. Dari anak pengungsi hingga pemimpin 1,3 miliar umat Katolik, kisah hidupnya menjadi inspirasi abadi tentang iman, pelayanan, dan kemanusiaan.(*)

METROTODAY, ROMA – Dunia berduka. Vatikan mengumumkan kabar duka bahwa Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik pertama yang berasal dari Amerika Latin, telah meninggal dunia pada usia 88 tahun.

“Pada pukul 07.35 waktu setempat (05.35 GMT), Uskup Roma, Fransiskus, telah kembali ke rumah Bapa yang kekal,” ujar Kardinal Kevin Farrell dalam pernyataan resmi yang disampaikan melalui saluran Telegram Vatikan.

Kepergian Paus Fransiskus datang tak lama setelah ia terlihat di Alun-Alun Santo Petrus pada Minggu Paskah, menyapa ribuan umat dengan penuh semangat. Kesehatannya sempat memburuk dalam beberapa bulan terakhir—baru sebulan lalu, ia keluar dari rumah sakit setelah dirawat lima minggu akibat infeksi paru-paru yang serius.

Dari Buenos Aires ke Takhta Suci: Kisah Hidup Sang Paus yang Rendah Hati

Jorge Mario Bergoglio—nama kecil Paus Fransiskus—lahir di Buenos Aires, Argentina, pada 17 Desember 1936. Sebagai anak tertua dari lima bersaudara, ia mewarisi keteguhan hati dari orang tuanya, yang hijrah dari Italia untuk menghindari kekejaman rezim fasis Mussolini.

Masa Kecil dan Tantangan Kesehatan

Bergoglio kecil tumbuh dengan semangat khas Argentina: mencintai tarian tango dan sepak bola. Ia adalah pendukung fanatik klub San Lorenzo. Namun, hidupnya tidak selalu mudah. Di usia muda, ia nyaris tewas akibat pneumonia berat yang memaksanya menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-paru. Kondisi ini membuatnya rentan sakit seumur hidup. Di usia senja, ia juga sering mengeluh sakit lutut yang ia sebut sebagai “ujian fisik”.

Dari Penjaga Klub Malam hingga Imam Yesuit

Sebelum menjalani panggilan spiritualnya, Bergoglio bekerja serabutan—mulai dari penjaga klub malam, tukang sapu, hingga ahli kimia. Di sebuah pabrik, ia bertemu Esther Ballestrino, seorang pejuang hak asasi yang melawan kediktatoran militer Argentina. Tragisnya, Esther kemudian diculik dan dibunuh oleh rezim—sebuah pengalaman yang mendalam bagi Bergoglio.

Panggilan Suci dan Karier Gerejawi

Ia akhirnya memutuskan menjadi imam Yesuit, mempelajari filsafat, dan mengajar sastra serta psikologi. Setelah ditahbiskan, kariernya melesat cepat. Pada 1973, ia diangkat sebagai pemimpin Yesuit Argentina, mengawali perjalanannya sebagai pemimpin spiritual yang berpengaruh.

Paus Fransiskus meninggalkan warisan kerendahan hati, keberpihakan pada kaum marginal, dan semangat reformasi. Dari anak pengungsi hingga pemimpin 1,3 miliar umat Katolik, kisah hidupnya menjadi inspirasi abadi tentang iman, pelayanan, dan kemanusiaan.(*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/