METROTODAY, Jakarta – Momentum bulan puasa dan Lebaran selalu diikuti dengan naiknya permintaan daging ayam. Termasuk pada tahun ini. Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan berharap, kondisi tersebut tidak memicu terjadinya gejolak harga.
Untuk itu, Zulkifli Hasan meminta pelaku usaha unggas untuk meningkatkan suplai daging ayam di pasar. Dia juga mengimbau pelaku usaha dapat mengambil keuntungan sewajarnya. “Kita ingin pelaku usaha ayam untung. Tapi, yang paling penting adalah stok tersedia di pasar. Jika memungkinkan, suplai pasar ditambah dengan harga di bawah harga acuan,” kata Zulhas, sapaan Zulkifli Hasan, saat memimpin rapat koordinasi (Rakor) harga dan pasokan daging ayam di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta (4/3).
Rakor tersebut diikuti Menteri Perdagangan Budi Santoso, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, dan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian Agung Suganda. Hadir juga perwakilan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Satuan Tugas Pangan Kepolisian RI, BUMN di bidang pangan, asosiasi peternak UMKM, serta perusahaan pembibitan di antaranya perwakilan PT Charoen Phokpand Indonesia Tbk, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, PT Malindo, PT New Hope Indo, serta PT Berdikari.
Dalam rakor tersebut, pelaku usaha perunggasan, baik peternak UMKM maupun perusahaan perunggasan, siap mendukung pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan daging ayam ras pada periode puasa dan Lebaran. Dari sisi pasokan, pelaku usaha menyampaikan ketersediaan daging ayam ras cukup dan telah disesuaikan dengan potensi kenaikan permintaan dari masyarakat.
Sebagai informasi, harga rata-rata daging ayam ras di tingkat konsumen nasional per Maret 2025 adalah sekitar Rp 39.100/kg atau naik 1,56 persen dibanding bulan sebelumnya. Harga tersebut masih berada di bawah HA daging ayam ras sebesar Rp 40.000/kg.
Secara bulanan, sebanyak 21 daerah di Indonesia mulai menunjukkan kenaikan harga. Kenaikan tertinggi terjadi di Gorontalo. Sedangkan secara mingguan, harga di 26 daerah mulai naik dengan kenaikan tertinggi terjadi di Jakarta. Sementara itu, harga ayam hidup di tingkat peternak tercatat sebesar Rp 21.000/kg atau sekitar 16 persen di bawah HA, yakni Rp 25.000/kg.
Di sisi lain, berdasarkan data neraca pangan Bapanas per Maret 2025, stok daging ayam ras nasional tercatat sekitar 507 ribu ton. Jumlah itu cukup untuk memenuhi kebutuhan untuk sekitar 1,5 bulan ke depan. (*)