30 C
Surabaya
28 April 2025, 18:18 PM WIB

Negosiasi Tarif Trump, Menko Airlangga: Perundingan Diselesaikan dalam 60 Hari

METROTODAY, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memimpin delegasi Indonesia yang melakukan negosiasi perdagangan dengan Amerika Serikat. Tim melakukan negosiasi dan diplomasi perdagangan ekspor impor terkait kebijakan tarif yang diketok Presiden AS Donald Trump.

Pertemuan negosiasi digelar sejak Kamis (17/4/2025) di Washington DC. Airlangga dan delegasi bertemu dengan Ambassador Jamieson Greer (USTR) dan Howard Lutnick (Secretary of Commerce AS), dua orang menteri di AS yang langsung bertanggung jawab dan menangani kebijakan tarif AS. Pertemuan fokus membahas negosiasi dan upaya strategis mengantisipasi pemberlakuan kebijakan tarif resiprokal AS terhadap Indonesia.

Menko Airlangga menuturkan, serangkaian pertemuan strategis dilakukan untuk mempererat kemitraan ekonomi yang saling menguntungkan antara Indonesia dan AS. Menurut dia, Indonesia merupakan salah satu negara yang diterima lebih awal oleh pihak AS terkait kebijakan tarif Trump.

”Pembahasan ini guna mendiskusikan opsi-opsi yang ada terkait kerja sama bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat yang kita berharap situasi daripada perdagangan yang kita kembangkan bersifat adil dan berimbang,” ungkap Airlangga dalam konferensi pers secara virtual dari Washington DC, Jumat (18/4/2025), dikutip dari laman Kemenko Perekonomian.

Indonesia menyampaikan sejumlah tawaran kepada Amerika Serikat. Di antaranya, meningkatkan pembelian energi, produk pertanian, dan engineering, procurement, construction (EPC). Lalu, memberikan insentif dan fasilitas bagi perusahaan Amerika Serikat dan Indonesia, membuka dan mengoptimalkan kerja sama critical mineral, memperlancar prosedur dan proses impor untuk produk Amerika Serikat, serta mendorong investasi strategis dengan skema business to business.

Indonesia juga menyampaikan pentingnya memperkuat kerja sama pendidikan, sains, ekonomi digital, dan financial services; penetapan tarif yang lebih rendah dari negara kompetitor untuk produk ekspor utama yang tidak akan bersaing dengan industri dalam negeri di Amerika Serikat seperti garmen, alas kaki, tekstil, furnitur, dan udang; serta menyampaikan pentingnya memastikan ketahanan rantai pasok dari produk strategis dalam menjaga economic security.

“Target negosiasi yang sedang berjalan ini yang penting Indonesia mendapatkan tarif yang lebih rendah dan tarif yang diberlakukan untuk Indonesia ini seimbang dengan negara-negara lain,” kata Airlangga.

Proses perundingan akan dilanjutkan dalam satu hingga tiga putaran dengan format dan prinsip perjanjian yang telah disepakati Indonesia dan Amerika Serikat. Kedua pihak sepakat menyelesaikan perundingan tersebut dalam 60 hari.

Airlangga menyatakan bahwa pihaknya masih bertemu dengan beberapa stakeholder, baik kalangan bisnis maupun asosiasi di Amerika Serikat yang bisa membantu Indonesia melakukan pendekatan dengan Pemerintah Amerika Serikat. ”Diharapkan dengan seluruh stakeholder ditemui maka posisi Indonesia dalam negosiasi ini bisa diselesaikan dalam waktu yang ditargetkan, yaitu 60 hari,” tandasnya. (*)

METROTODAY, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memimpin delegasi Indonesia yang melakukan negosiasi perdagangan dengan Amerika Serikat. Tim melakukan negosiasi dan diplomasi perdagangan ekspor impor terkait kebijakan tarif yang diketok Presiden AS Donald Trump.

Pertemuan negosiasi digelar sejak Kamis (17/4/2025) di Washington DC. Airlangga dan delegasi bertemu dengan Ambassador Jamieson Greer (USTR) dan Howard Lutnick (Secretary of Commerce AS), dua orang menteri di AS yang langsung bertanggung jawab dan menangani kebijakan tarif AS. Pertemuan fokus membahas negosiasi dan upaya strategis mengantisipasi pemberlakuan kebijakan tarif resiprokal AS terhadap Indonesia.

Menko Airlangga menuturkan, serangkaian pertemuan strategis dilakukan untuk mempererat kemitraan ekonomi yang saling menguntungkan antara Indonesia dan AS. Menurut dia, Indonesia merupakan salah satu negara yang diterima lebih awal oleh pihak AS terkait kebijakan tarif Trump.

”Pembahasan ini guna mendiskusikan opsi-opsi yang ada terkait kerja sama bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat yang kita berharap situasi daripada perdagangan yang kita kembangkan bersifat adil dan berimbang,” ungkap Airlangga dalam konferensi pers secara virtual dari Washington DC, Jumat (18/4/2025), dikutip dari laman Kemenko Perekonomian.

Indonesia menyampaikan sejumlah tawaran kepada Amerika Serikat. Di antaranya, meningkatkan pembelian energi, produk pertanian, dan engineering, procurement, construction (EPC). Lalu, memberikan insentif dan fasilitas bagi perusahaan Amerika Serikat dan Indonesia, membuka dan mengoptimalkan kerja sama critical mineral, memperlancar prosedur dan proses impor untuk produk Amerika Serikat, serta mendorong investasi strategis dengan skema business to business.

Indonesia juga menyampaikan pentingnya memperkuat kerja sama pendidikan, sains, ekonomi digital, dan financial services; penetapan tarif yang lebih rendah dari negara kompetitor untuk produk ekspor utama yang tidak akan bersaing dengan industri dalam negeri di Amerika Serikat seperti garmen, alas kaki, tekstil, furnitur, dan udang; serta menyampaikan pentingnya memastikan ketahanan rantai pasok dari produk strategis dalam menjaga economic security.

“Target negosiasi yang sedang berjalan ini yang penting Indonesia mendapatkan tarif yang lebih rendah dan tarif yang diberlakukan untuk Indonesia ini seimbang dengan negara-negara lain,” kata Airlangga.

Proses perundingan akan dilanjutkan dalam satu hingga tiga putaran dengan format dan prinsip perjanjian yang telah disepakati Indonesia dan Amerika Serikat. Kedua pihak sepakat menyelesaikan perundingan tersebut dalam 60 hari.

Airlangga menyatakan bahwa pihaknya masih bertemu dengan beberapa stakeholder, baik kalangan bisnis maupun asosiasi di Amerika Serikat yang bisa membantu Indonesia melakukan pendekatan dengan Pemerintah Amerika Serikat. ”Diharapkan dengan seluruh stakeholder ditemui maka posisi Indonesia dalam negosiasi ini bisa diselesaikan dalam waktu yang ditargetkan, yaitu 60 hari,” tandasnya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/